Oknum Pimpinan Pesantren Ponpes Miftahul Jannah Diduga Pekerjakan Muridnya di Lahan Miliknya
MITRAPERBASAN.COM / POLMAN – Ponpes Miftahul Jannah Salah satu Pondok pesantren yang ternama di Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Provinsi Sulawesi Barat menui banyak teka teki tak kalah beberapa siswa yang mondok meninggalkan pondok dengan alasan tak tahan dengan perilaku pimpinan yang mempekerjakan mereka, dengan cara memperbaiki jalan dan bekerja di kebun milik pimpinan pondok. Tak kalah anak yang masih berusia dini di paksa menanam kelapa sawit, kelapa biasa, sampai menanam pisang.
Salah satu anak Pesantren yang mondok mengaku bawah dirinya sering suruh kerja. ” Kami di pondok selalu di suruh kerja pak banyak macam yang kami kerjakan mulai berkebun, beternak, sampai memikul kayu dari hutan makanya saya suda tidak tahan mondok,” kata salah satu santri.
Setelah wartawan mengkonfirmasi ke pimpinan pondok yang berinisial H. BH beliau mengakui tentang adanya anak yang bekerja.
” Saya memang menyuruh bekerja karna ada dendaya yang saya berikan kepada mereka alasan pimpinan pondok,” kata Pimpinan Pondok pesantren Ponpes Miftahul Jannah.
Yang paling mengejutkan saat beberapa orang santri yang mau pindah malah tidak di berikan surat pindah kalau orang tua santri tidak membayar denda sebanyak 30 juta rupiah karna peraturan yang di buat oleh oknum pimpinan pondok yang mengikat santri dan orang tua santri agar oknum bisa leluasa mempekerjakan anak di usia dini.
Saat wartwan penasaran maka beberapa santri mengantar berkeliling di lokasi kebun yang di kerjakan santri dan di tunjukkanlah semua bukti bukti yang dia kerjakan selama di pondok Miftahul Jannah.
Tetapi alangkah bingungnya santri dan orang tua santri karna tak tau harus mengadu kemana sekarang suda beberapa minggu terlantar tak bersekolah anak di usia dini yang seharusnya mendapat pendidikan yang pantas malah di terlantarkan oleh para oknum yang tak bertanggung jawab.
Salah satu orang Siswa yang bernama, Udin (30) mengatakan, Saya tak tau mau mengadu kemana lagi saya suda ke departemen agama polewali sebagai dinas yang membawahi pondok pesantren tapi malah yang saya dapat tak ada hasil.
” Saat saya di arah kan ke seksi pondok pesantren disana berbelit belit juga kata dia nanti saya yang urus, tapi setelah beberapa hari ternyata lain lagi yang di minta mungkin suda bersekongkol dengan oknum,” kata orang tua siswa dengan wajah yang lemas memikirkan nasib anaknya. (Syarifuddin Daeng Mapoang)